Walubi Sumut-MUI Gelar PelatihanEco Enzyme

Eco Enzyme Nusantara wilayah Sumut dan Walubi Sumut bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia Kota Medan menggelar sosialisasi eco enzyme kepada seluruh anggota MUI Kota Medan, diaula MUI Kota Medan baru-baru ini.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun budaya mengurangi sampah melalui bioteknologi pengolahan sampah organik berbasis eco enzyme sebagai aksi nyata dalam pelaksanaan Medan menuju Kota Sehat.

Ketua Walubi Sumut Brilian Moktar menjelaskan, tujuan kegiatan itu guna memberikan edukasi kepada para anggota MUI terkait pemanfaatan sisa sayur dan buah agar tidak menumpuk di TPA untuk bisa diolah menjadi eco enzyme yang memiliki banyak manfaat.

Pemateri dari relawan Eco Enzyme Sumut memaparkan bahan organik yang digunakan, kulit buah dari sisa sayuran rumah tangga yang dibuang. Ia menambahkan, edukasi kepada para anggota MUI ini merupakan yang pertama kalinya dilaksanakan di MUI Kota Medan.

Tak hanya menggunakan sampah organik dari rumah tangga, namun juga memanfaatkan tanaman di sekitar lingkungan rumah tinggal. Eco enzyme ini adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik semisal ampas buah dan sayuran, gula dan juga air.

Kegiatan ini direspons baik oleh anggota Mejelis Ulama Indonesia Kota Medan. Di tengah-tengah kesibukan, mereka menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan ini. Sebanyak 100 anggota yang hadir dalam acara sosialisi ini. Banyak dari mereka yang baru tahu kalau sampah organik yang sering dibuang itu ternyata bisa diubah menjadi sesuatu yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Selain itu juga bisa menjaga lingkungan di sekitar mereka.

Plh MUI Kota Medan Drs Burhanuddin Damanik, MA dalam sambutannya menyambut baik kedatangan Ketua Walubi Sumatera Utara, Brilian Moktar beserta tim sosialisasi eco enzyme yang berbagi pengetahuan dan informasi serta gembira menyambut kehadiran seluruh majelis yang hadir pada kesempatan siang hari itu.

Memberikan bantuan berupa sembako merupakan kegiatan beramal, demikian juga kegiatan yang dilakukan tim Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Sumut hari ini, ungkapnya.

′Ini yang disebut dalam hadis, ilmu yang bermanfaat tentu saja bukan hanya ilmu agama, tapi juga segala ilmu yang baik dan apabila itu kita sampaikan dan kita informasikan bagi orang lain dan dimanfaatkan oleh orang lain maka selama itu pula kita mendapat pahala yang mengalir daripada-Nya,′ ucapnya.

Antusias yang sangat besar ini membuat Brilian Moktar yakin apa yang dia sharing tentang eco enzyme di depan para anggota MUI bisa mereka terapkan dan menjadi kebiasaan baik di lingkungan mereka masing-masing. Dengan eco enzyme, sampah organik bisa dibuat menjadi cairan enzyme yang memiliki banyak manfaat.

Menanggapi pembahasan tentang kehalalan, Ketua Walubi Sumut Brilian Moktar menyatakan siap mendaftarkan kehalalan produk ini ke MUI. Namun terlepas dari pada formalitas dokumen, Brilian Moktar kembali menegaskan agar semua peserta yang hadir mempraktikkan ilmu yang di dapat hari ini ke rumah masing-masing.

Brilian Moktar menyampaikan prinsip pembuatan adalah memakai bahan kulit buah-buahan yang basah dan lunak.

′Jangan memakai bahan kulit salak atau lengkeng. Kulit salak dan lengkeng itu sudah kering. Jangan juga memakai biji
yang keras seperti biji salak. Pakailah
kulit buah seperti kulit pepaya, kulit nenas, kulit mangga, kulit semangka, sisa sayur kangkung. Cuci dan bersihkan sebelum mulai perendaman seperti yang sudah disampaiknya oleh pemateri pada saat acara,′ tuturnya.

Ketua DPD Walubi Sumut ini juga menjelaskan, kegiatan eco enzyme Walubi Sumut kali ini merupakan rangkaian safari Walubi sosialisasi 100 desa eco enzym.

Sebelumnya sudah pernah dilakukan sosialisasi di desa Bakaran Batu, Beringin, Batang Kuis, Sei Rengas, Pematang Johar, dan dua desa di Delitua. ′Master Cheng Yen, pernah berkata bahwa setiap orang itu selalu punya andil (peranan) untuk ikut melestarikan bumi,′ ungkap Brilian Moktar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *