Tradisi Makan Besar yang Tak Boleh Terlewatkan
Oleh: Muhammad Arifin
PERAYAAN pergantian tahun baru Imlek tidak lengkap jika tidak ada tradisi “Makan Besar”. Acara kumpul keluarga dengan menyantap makanan-makanan yang mengandung arti dan makna tersebut selalu digelar setiap menyambut pergantian tahun lunar tersebut.
Anggota DPRD Sumut, Brilian Moktar, SE, MM pada Imlek tahun ini mudik ke rumah orangtuanya di Palembang. Saat dihubungi melalui selular, dirinya sedang bersilaturahmi dengan seluruh keluarga besarnya sampai dengan anak cucu yang sedang berkumpul dan merayakan tahun baru Imlek. Dirinya mudik ke Palembang pada Rabu (18/2) pagi.
Menurutnya, suasana malam menyambut pergantian tahun sangat ditunggu-tunggu warga Tionghoa di seluruh nusantara. Saat malam, sekira pukul 20.00 WIB. Seluruh keluarga makan besar dengan hidangan istimewa yang memang sudah dinanti-nanti. “Kami semua berkumpul ada anak cucu serta para menantu. Bahkan, ada juga menantu dari orangtua saya beragama muslim. Mereka juga berkumpul untuk mengikat silaturahmi,” katanya.
Menurut Brilian setiap makanan ada mengandung makna seperti tetap panjang umum, murah rezeki dan selalu lengket bersama keluarga. Usai berkumpul, biasanya mengunjungi saudara-saudara yang lebih tua dan adik-adik serta membagi angpao kepada anak-anak. Dia saat makan besar ada hidangan yang tidak pernah lupa orangtua memasak untuk dirinya yakni sambal pete dan juga chapcai. Chapcai yang berasal dari anekaragam sayuran tersebut menganggambarkan walaupun berbeda-beda tetapi dapat bersatu. Sementara kue bakul menggambarkan persatuan, sedangkan buah-buahan seperti anggur mengandung makna agar dapat banyak anak, dan buah apel memiliki makna masa depan yang cerah.
“Di keluarga kami ada 8 anak, 8 menantu dan 25 cucu.Tahun ini tidak semua berkumpul, tetapi kami sangat berbangga dan berharap agar memasuki tahun Kambing Kayu masa depan lebih baik dan lebih cerah serta meraih kesuksesan,” kata politisi PDI Perjuangan yang kini menjabat Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut.
Anggota DPRD Sumut lainnya, Sonny Firdaus, SH juga melakukan makan besar bersama istrinya Lily MBA dan anak-anak. Suasana makan besar, katanya sangat nikmat karena istrinya masak makanan kesukaannya dan kesukaan anak-anaknya.
Saat imlek, dirinya mengunjungi orangtua, saudara-saudara dan juga para senior di organisasi kemasyarakatan maupun di partai.
Budianto yang merupakan Dewan Pembina Persaudaraan Muda Mudi Vihara Borobudur (PMVB) Kota Medan mengaku melaksanakan tradisi makan besar tersebut. Saat dihubungi melalui selular, mengatakan, bersama keluarga besarnya dia berkumpul dan melaksanakan makan besar. Acara digelar di rumah. “Saya di rumah berkumpul bersama adik, kakak, ayah dan ibu. Kami berkumpul sekeluarga makan bersama,” katanya.
Menurutnya, makan besar merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun dengan berkumpul bersama keluarga walaupun makannya di rumah bukan di restoran tetapi yang penting bisa bersama-sama orangtua menikmati berkumpul mengikat silaturahmi. “Saya makanan yang ditunggu-tunggu seperti Tripang,” katanya.
Suasana kebersamaan juga diajarkan Steven Quantum kepada anak-anaknya. Menyambut pergantian tahun baru Imlek dirinya bersama keluarga kumpul bersama makan besar dan mengunjungi para famili dan orang-orang yang lebih tua dan mengajak anak-anak untuk berdoa di vihara seperti vihara di kawasan Cemara Asri.
Tradisi Mudik
Menyambut Tahun Baru Imlek warga Tionghoa juga melakukan mudik. Hal ini dilakukan Brilian Moktar dan Toni Burhan salah seorang guru seni lukis di sejumlah sekolah. Jika Brilian mudik ke Palembang, Toni Burhan saat dihubungi dia mengak mudik ke kampung kelahirannya di Pantai Labu. “Setiap tahun saya merayakan Imlek di kampung kelahiran. Kami sekeluarga berkumpul untuk mempererat silaturahmi,” katanya.
Di sana, dirinya berkumpul bersama keluarga besar, melakukan makan besar dan juga beribadah di vihara Kwang Hoek Keng Go Ya Kong. “Makan besar merupakan suasana yang dinanti-nati karena ada makanan yang ditunggu-tunggu dan spesial dimasak orangtua,” ucapnya.
Soal makanan, Toni mengaku ada makna yang diajarkan seperti makan Bihun atau Mie Balap karena bentuk panjang maka setiap anggota keluarga diharapkan panjang umur. Sedangkan kalau ikan harus dimasak utuh yang melambangkan awal sampai akhir tahun yang baik dan sisa uang selalu banyak. Sedangkan kue bakul agar sekeluarga selalu akur dan lengket. “Permen-permen agar tiap tahun selalu manis dan bahagia. Ada juga kue lapis legit agar rezeki berlipat,” ucapnya mengakhiri.