Niat Eldin Benahi Medan Dihancurkan Kontraktor

Brilian Moktar: Ini Sudah Sangat Serius

Medan, (Analisa). Niat Walikota Medan, Dzulmi Eldin membenahi Kota Medan dihan­curkan kontraktor. Buktinya, perbai­kan drai­nase di sejumlah ruas jalan seperti Jalan Mayang, Jalan Waringin, Jalan Rasak dan Jalan Sekip dikerjakan asal jadi dan tidak professional. Akibatnya, masya­rakat di sekitar dirugikan.

Hal ini disampaikan masyarakat kepada Anggota DPRD Sumut dae­rah pemilihan (Dapil) Medan, Bri­lian Moktar, SE,MM saat meninjau lokasi proyek di Jalan Mayang, Selasa (20/12).

Warga Jalan Mayang, Agus Fuad mengatakan, pengorekan drainase di jalan tersebut terkesan tidak profe­sional. Pengerjaan diker­jakan asal jadi. Gali lubang di sana sini, tidak ada ujung. Akibatnya, warga sekitar yang dirugikan karena tidak bisa berakti­vitas. Bahkan, warga semakin mende­rita ketika air di kawasan tersebut tidak bisa me­ngalir ke rumah mereka karena pipanya rusak terkena hantaman beko.

Proyek pembangunan drainase dinilai tidak memiliki perencanaan yang matang dan jauh dari penga­wasan. Warga sekitar juga tidak dibe­ritahu secara resmi oleh Pemko Medan terkait proyek ini. “Tidak ada pem­beritahuan resmi, hanya cakap-cakap saja pemberitahuannya. Pembo­rong­nya datang dan cerita-cerita saja. Janjinya sebulan sudah siap, tetapi lihat pengerjaan tidak professional. Jadi, suka-suka dia, di sana sini gali dan akhirnya rusak semua,” katanya.

Agus Fuad mengaku, omzet rumah makan yang dikelola hancur le­bur selama 1,5 bulan. Sekitar 80 persen pelanggang enggan makan di resto­rannya.

Warga lain, Ali Hasan menam­bah­kan, proyek ini dinilai bagus untuk pengendalian banjir dan segala ma­cam­nya. Hanya saja sistem kerja tidak terkoordinir. Perencanaan kerjanya asal-asal. Satu dikorek, belum siap sudah me­ngorek lagi di tempat lain. “Jadi, jalan yang mau dile­wati oto­matis semua terhambat. Proses kerja­nya, tanah hasil pengore­kan bukan langsung diangkat sorenya tetapi dibiarkan. Timbunan tanah di Jalan Rasak sudah hampir sebulan tidak diangkut dan akhirnya me­nge­ring dan menimbulkan debu,” katanya.

Persoalan yang terjadi kini. Awal­nya, Jalan Rasak bisa dilalui dua mobil tetapi kini hanya bisa dilalui satu mobil. Timbunan tanah dibiarkan sehingga separuh jalan tersebut tidak bisa digunakan lagi. “Kalau dibiarkan maka timbunan tanah akan masuk lagi. Kemudian, hasil kerjanya memasuk­kan go­rong-gorong yang besar, seper­tinya tidak disusun bagus sehingga tampilan di permukaan tidak rata. Pada saat mereka bongkar kema­rin. Ada truk masuk ke sekolah. Proyek ini jelas sudah menelan korban,” katanya.

Melihat proyek ini seakan-akan kurang koordinasi. Kalau saja ada koordinasi bagus dipastikan proyek ini tidak akan berjalan seperti ini. “Mung­kin proyek yang amburadul ini tidak di daerah ini saja. Tetapi, kalau kita keliling kota Medan semua proyek seperti ini. Jalan Ma­yang, Jalan Mata­ram, dan Jalan Rasak. Semua rusak parah. Aneh memang, tidak ada satu­pun proyek yang berlangsung bagus.

Pengusaha di bidang fotografi ini mengaku, akibat proyek ini yang dirugikan masyarakat. Tidak bisa keluar masuk dan memakan korban. Kondisi ini membuat masyarakat menderita. Seharusnya ada koordinasi yang bagus.

Sangat serius

Anggota DPRD Sumut, Brilian Moktar mengaku geram dan marah melihat pengerjaan proyek yang jauh dari professional. Dia melihat lang­sung kerusakan jalan Mayang dan seputarnya yang sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

Masyarakat setempat juga me­ngadu kepada dirinya terkait derita yang dialami hampir 2 bulan ini. Kerugian yang paling besar, jualan merugi, aktivitas dan kesehatan sehari-hari terganggu. “Ini persoalan sangat serius. Niat walikota Medan yang ingin membenahi ini seperti­nya dirusak pihak kontraktor. Visi dan misi dalam pembangunan Medan Rumah Kita hanya mimpi belaka,” katanya.

Pelaksana proyek sudah lebih kurang dua bulan. Tetapi hingga kini tidak kunjung selesai dan menutup semua akses jalan. Orangtua murid yang sekolah di kawasan tersebut juga mengeluh karena banyak kegiatan sekolah yang tertunda bahkan batal. Apalagi banyak kegiatan menyambut Hari Natal.

“Walikota Medan tidak bisa ber­diam diri saja. Harus turun melihat pengerjaan yang asal-asalan ini. Wali­kota harus menegur keras pim­pinan proyek. Seha­rusnya tidak di­kerjakan sete­ngah-tengah se­hingga warga masih tetap bisa berak­tivitas untuk keperluan umum. Tetapi yang kita lihat masya­rakat sama sekali tidak bisa melewati,” ucapnya.

Pihak kepolisian juga diminta untuk turun tangan karena hal tersebut sangat mengganggu ketertiban umum. Bagai­mana jika ada masya­rakat yang sakit atau mau melahirkan. Bagaimana jika terjadi kebakaran. Tentunya mobil pemadam tidak bisa masuk dan ini sangat berba­haya. Persoalan ini benar-benar serius untuk segera ditangani,” katanya. (maf)

niat-eldin-benahi-medan-dihancurkan-kontraktor-289480-1