Mistis Juga Mendatangkan PAD

Oleh: Fahrin Malau. BICARA tempat mistis, tidak selamanya orang buru-buru menjauh. Justru sebaliknya. Tempat mistis menjadi daya tarik sebagian orang.

Tujuannya beragam. Ada yang ingin sekadar uji nyali, ada untuk meminta petunjuk. Ada untuk membuktikan kebenaran dari kisah tempat mistis dan sebagainya.

Adanya tempat-tempat mistis tidak hanya mendatangkan ketakutan, tapi juga Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sejumlah negara seperti Cina, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia dan beberapa negara lainnya berhasil menjadikan tempat yang memiliki kisah mistis sebagai daya tarik wisatawan. Bukan saja wisatawan lokal, juga tidak kalah wisatawan mancanegara.

Indonesia negara yang dikenal memiliki tempat-tempat mistis. Beberapa daerah di Indonesia berhasil menjadikan tempat-tempat mistis sebagai objek wisata.

Kreativitas beberapa daerah di Indonesia menjadikan tempat mistis menjadi daya tarik wisata, tidak diikuti pemerintah di Provinsi Sumatera Utara. Padahal bila dilihat dari keragaman budaya dan sejarah Sumatera Utara memiliki tempat mistis sangat banyak. Bila tempat mistis yang dimiliki daerah Sumatera Utara dijadikan objek wisata, bukan tidak mungkin sektor pariwisata lebih bergairah.

Anggota Komisi E DPRD Sumatera Utara, Brilian Moktar mengakui, belum ada upaya pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam mengembangkan wisata yang memiliki nilai mistis. Jangankan tempat-tempat yang memiliki nilai mistis, tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah keagamaan juga belum. Bahkan sampai sekarang belum ada tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah dimiliki pemerintah. Semua milik keluarga dan yayasan. Ironisnya lagi, tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara belum mengalokasikan anggaran. Minimnya perhatian pemerintah tidak saja ditunjukkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Pemerintah kabupaten dan kota juga belum memberikan perhatian serius. Kurang seriusnya pemerintah, jangan heran bila tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah berubah fungsi.

“Satu contoh tempat yang memiliki nilai sejarah yang memiliki nilai mistis yang nasibnya akan hilang adalah benteng putri hijau di Namurambe. Benteng putri hijau telah tertimbun karena adanya pembangunan perumahan. Patut dipertanyakan mengapa pemerintah daerah memberikan izin pembangunan perumahan dengan mengorbankan benteng putri hijau yang memiliki nilai sejarah dan mistis,” sebut Brilian.

Brilian khawatir, tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah dan mistis, bila tidak mendapatkan perhatian pemerintah akan terabaikan dan hilang karena alasan pembangunan.

Tidak Peka

Belum dikembangkan tempat-tempat mistis di Sumatera Utara menurut Brilian karena tidak pekanya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Pemerintah provinsi tidak punya konsep dalam mengalokasi anggaran yang dimiliki. Begitu juga dengan Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara tidak mengerti apa yang harus dikerjakan agar sektor pariwisata di Sumatera Utara bisa berkembang.

Bicara tempat-tempat yang memiliki nilai mistis di Sumatera Utara sangat banyak. Beberapa catatan Brilian misalnya Makam Sisingamaraja di Balige, tempat pertapaan Sisingamangaraja di Bakkara. Pusu Buhit, Sianjur Mula-mula tempat asal muasal orang Batak dan disana juga memiliki air tujuh rasa. Di Tapanuli Selatan ada lebih 30 candi. Barus tempat pertama kali ajaran Islam dan Katolik masuk ke Indonesia. Di Medan ada beberapa tempat dikenal memiliki nilai mistis yang sampai sekarang dikunjungi yakni Makan Datuk Darah Putih di samping Kantor Imigrasi Jalan Palang Merah, Vekong Lima yang berada di Jalan Sutomo tempat etnis Tionghoa yang dipotong kepalanya oleh tentara Jepang dan sebagainya. Bukan saja tempat-tempat yang memiliki nilai mistis, juga sejarah keagamaan juga banyak terdapat di Sumatera Utara, seperti Vihara Dewi Kwan Im di Pantai Cermin yang merupakan Vihara tertua, Mesjid Raya, gereja tertua Pakantan di Madina dan beberapa tempat lainnya.

Banyaknya tempat-tempat mistis yang bisa dijadikan daya tarik wisatawan harusnya bisa meningkatkan PAD. Tentu saja dibutuhkan orang-orang yang punya kreativitas dalam mengembangkan pariwisata, khususnya wisata tempat mistis. Harusanya pemerintah membuat agenda tahunan agar tempat-tempat mistis dibuat suatu acara. Tujuannya mendorong wisatawan datang berkunjung.

Bertentangan

Disinggung bila tempat mistis dijadikan objek wisata bertentangan dengan agama. Brilian menilai kekhawatiran tersebut terlalu dibesar-besarkan. Negara menjamin agama menjalankan kepercayaanya.

Lebih lanjut Brilian mengingatkan perlu ada komunikasi dengan tokoh agama. Sumatera Utara punya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang didalamnya ada semua tokoh agama. Melalui FKUB bersama dinas Partiwisata membahas apa yang dapat dilakukan tempat-tempat mistik sebagai daya tarik wisatawan.

“Pembahasan ini belum dilakukan. Di dewan, khususnya di Komisi E juga belum. Secara pribadi saya sering melontarkan masalah ini. Ini melibatkan dua komisi yakni Komisi E dan Komisi B,” jelasnya.

Pembahasan untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah keagamaan di Sumatera Utara oleh tokoh agama dan dinas pariwisata, harus dilakukan. Agama punya kepentingan agar nilai-nilai sejarah keagamaan di Sumatera Utara dapat diangkat agar lebih dikenal. Pemerintah punya kepentingan untuk mendapatkan PAD.

“Ini gagasan yang baik. Saya akan mendorong Komisi E DPRD Sumatera Utara untuk melakukan pembahasan,” katanya.

Brilian sangat yakin, bila potensi ini mampu dikembangkan akan memberikan dampak positif. Semua terpulang pada kemauan pemerintah daerah apakah mau mengembangkan wisata mistis atau tidak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *