Malam Deklarasi Himpunan Batak Tionghoa (Batin) Tingkatkan Kesejahteraan Bangsa dengan Budaya Kerja Keras

Medan, (Analisa). Karakteristik etnis Batak sebagai salah satu etnis Sumatera Utara (Sumut), dikenal mampu berkembang di perantauan sehingga menambah kekayaan Indonesia sebagai bangsa yang multikultural. Etnis ini disinyalir memiliki pemahaman yang selaras dengan etnis perantauan lain, salah satunya Tionghoa. Mampu berkembang bukan di wilayah asalnya, dan selalu bekerja keras menjadi alasan mengapa dua etnis ini dapat bersatu dalam kelompok. Hal itu diharapkan mampu meningkatkan berbagai aspek kehidupan bangsa.

Hal ini disampaikan Ketua Umum DPP Himpunan Batak Tionghoa Indonesia (Batin) Brilian Moktar SE MM di malam Deklarasi Batin Minggu (28/10) di Ballroom Hotel Grand Antares Medan. Berdasarkan penjelasannya, Batin sebagai kelompok masyarakat yang independen dan terbentuk karena keinginan masyarakat menjalin kerja sama sosial budaya.

Dijelasakannya, Batak dan Tionghoa merupakan dua etnis yang diperhitungkan, karena sama-sama dikenal bisa bertahan hidup di berbagai tempat dan pekerja keras. “Etnis Batak tersebar hampir seluruh wilayah di di Indonesia. Dan, keberadaan masyarakat Tionghoa juga tersebar di banyak negara. Dengan kesamaan itu, Batin sebagai organisasi masyarakat yang independen, dan tidak terkait unsur politis, diharapkan mampu mengembangkan pembangunan Indonesia, ataupun bidang kehidupan bangsa Indonesia,” tuturnya.

Senada dengan Brilian Moktar, Ketua Umum Batin Dr. Hisar Manurung SpOT menyampaikan, organisasi yang direncanakan akan mengadakan pelantikan 1 Desember berbeda dengan ormas lain. “Ketua umumnya tidak diperkenankan merangkap sebagai pengurus atau berhubungan dengan politik. Organisasi ini tidak bergerak sebagai badan politik atau semacamnya. Organisasi ini berdiri dengan tujuan meningkatkan perkembangan bangsa serta membangun karakter dengan pedoman 4 pilar kebangsaan Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, ST diwakili Kepala Badan Kesbanglinmas Provsu Eddy Sofyan MAP menyatakan keberadaan organisasi Batin harus mengedepankan prinsip multikulturalisme. Dijelaskannya, Batin mesti merawat keberadaan multi etnik di Sumut agar mampu mengurangi kecenderungan hegemoni oleh satu etnis tertentu. “Batin harus menjunjung tinggi multikulturalisme serta merawat keberadaan multi etnik. Agar tidak ada etnis tertentu yang nantinya menciptakan hegemoni-hegemoni tertentu. Sehingga, kondisi multikultural di Sumut akan selalu kondusif,” tuturnya.

Dia melanjutkan, Batin merupakan organisasi masyarakat non partaidiharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumut, berbagai bidang. Banyaknya kesamaan antara etnis Batak dan Tionghoa, lanjutnya, menjadi modal masyarakat untuk sama-sama membangun Sumut. “Marsipaturi Hutanabe sebagai pegangan dalam masyarakat Batak mesti menjadi modal yang baik bagi masyarakat untuk sama-sama membangun Sumut di masa depan,” jelasnya.

Dalam acara ini, beberapa tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan, ataupun tokoh agama turut hadir. Di antaranya anggota DPD RI asal Sumut Parlindungan Purba, Sekjend Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, anggota DPRD Medan, serta beberapa pemuka lima agama di Indonesia. (st)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *