Kadistan Provsu: Stok Pupuk Subsidi di Sumut Cukup

Medan, (Analisa). Berbagai promblematika pertanian di Kota Medan yang ditemukan, Anggota Komisi B DPRD SU Brilian Moktar, SE, MM memfasilitasi dialog antara petani dengan Dinas Pertanian Pemprovsu untuk mencari solusi agar petani di kota tidak semakin terpuruk.
Dialog yang dihadiri Kadis Pertanian Pemprovsu Ir. HM. Roem, Lurah Selayang II Ali Sitepu, Pratisi Pupuk Organik Priyo Priyanto bersama ratusan petani dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Medan Selayang, Medan Tuntungan dan Medan Sunggal digelar di Kantor Lurah Padang Bulan Selayang 2 di Jalan Bunga Mawar Medan, Sabtu (14/1).

Pertemuan yang membahas berbagai persoalan, mulai dari pemberdayaan lahan, pemanfaatan pupuk organik hingga kesulitan pupuk bersubsidi yang menjadi keluhan petani.

Dalam dialog itu, HM Roem mengatakan, pertanian merupakan sektor yang selalu dibutuhkan dan ada di setiap daerah, bahkan hingga di perkotaan.

Bahkan, di kota besar seperti Jakarta saja tetap ada petani. Faktor itu menunjukkan pertanian sangat penting karena semua orang butuh makan. “Bahan makanannya dihasilkan petani,” katanya.

Sebagai petani yang berada di kota, petani di Medan harus memahami konsep pertanian perkotaan yang selalu memanfaatkan lahan yang ada. Prinsipnya, sekecil apa pun tanah di Medan tidak boleh dibiarkan menganggur.

Jika tidak dapat dijadikan lahan pertanian padi, lahan itu bisa dimanfaatkan untuk menanam sayur-sayur atau bunga yang juga dapat dijual untuk meningkatkan taraf perekonomian.

Roem mengambil contoh keuletan petani di Kabupaten Karo yang tidak mau membiarkan lahannya menganggur sehingga tetap menanamnya dengan berbagai tanaman yang mendatangkan keuntungan.

Dengan pemeliharaan yang rutin dan telaten, sayur dan bunga-bungaan itu memiliki kualitas bagus dan bisa diekspor. “Makanya anak petani di Karo bisa kuliah semua,” katanya.

Pakai Pupuk Organik

Dalam dialog itu, Kadis Pertanian Pemprovsu HM Roem mengajak seluruh petani, terutama di Kota Medan untuk selalu mengutamakan penggunaan organik dalam proses bercocok tanam karena akan menghasilkan tanaman dengan kualitas yaang bagus sekaligus menjalankan program pemerintah Go Organic 2010.

Imbauan untuk menggunakan pupuk organik itu selalu digalakkan pemerintah di berbagai daerah di tanah air. Selain memberikan pengaruh positif dalam kelestarian lingkungan, penggunaan pupuk organik juga menyebabkan tanaman yang diproduksi lebih segar dan memberikan rasa yang lebih enak.

Ia “menantang” kalangan petani itu untuk mencoba memperbandingkan rasa tanaman yang menggunakan pupuk organik dengan non organik. “Coba minum air rebusan sayur dari dua penggunaan pupuk itu. Sayuran yang menggunakan pupuk organik lebih enak. Kalau yang non organik, rasanya agak pahit,” katanya.

Selain itu, dengan kondisi yang lebih segar, sayuran yang ditanam dengan pupuk organik akan diterima di pusat perbelanjaan modern.

Roem mencontohkan hasil sayur-sayuran petani di Kecamatan Medan Marelan yang menggunakan pupuk organik yang selalu dinanti berbagai pengelola pusat perbelanjaan modern.

“Sayur organik di Marelan sudah masuk Carefour dan toko buah Berastagi,” katanya.

Kemudian, dengan kondisi yang lebih segar dan rasa yang lebih enak, tanaman yang menggunakan pupuk organik juga diberi harga lebih mahal.

Ia mencontohkan beras organik yang banyak diperjualbelikan di berbagai pusat perbelanjaan di Kota Medan. “Karena lebih enak, beras organik dihargai Rp15 ribu per Kg,” katanya.

Di hadapan Kadis Pertanian Pemprovsu HM Roem dan anggota DPRD SU Brilian Moktar, sejumlah petani menyampaikan keluhannya karena sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi di pasaran. Kondisi itu menyebabkan kalangan petani harus mengeluarkan dana lebih besar untuk membeli penyubur tanaman tersebut guna meningkatkan produksi pertaniannya.

Menurut Suparno, Ketua Kelompok Tani Mekar dari Kecamatan Medan Tuntungan, sulitnya mendapatkan pupuk bersubsisi itu menyebabkan hasil pertaniannya tidak terlalu memberikan keuntungan.

Hal itu disebabkan pihaknya harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk membeli pupuk nonsubsidi yang harganya lebih mahal.

Keluhan yang hampir serupa juga diungkapkan M Sembiring, Ketua Kelompok Tani Harapan Kampung Susuk, Kecamatan Medan Selayang.

Menurut dia, meski pupuk bersubsidi ada, tetapi kehadirannya di pasaran sering terlambat sehingga petani terpaksa membeli pupuk nonsubsidi.

“Masa tanamnya bulan Maret tetapi pupuk bersubsidi hadir bulan Mei. Terpaksalah kami membeli pupuk nonsubsidi,” katanya.

Beli non subsidi

Disebabkan adanya kekhawatiran tanamannya mati atau tidak tumbuh dengan maksimal karena menunggu pupuk bersubsidi, kalangan petani terpaksa membeli pupuk nonsubsidi. “Pupuk bersubsidi sering terlambat dipasarkan,” katanya.

Mendengar keluhan itu, Roem mengaku sangat senang karena disampaikan langsung dan merupakan masalah konkrit yang perlu diatasi secepat mungkin.

Namun jika dilihat dari aspek kuantitas atau jumlah, pupuk bersubsidi yang dialokasikan di Sumut sangat mencukupi untuk membantu produksi pertanian. “Jumlahnya sangat cukup, malah berlebih,” katanya.

Dinas Pertanian Pemprovsu sering dipertanyakan sejumlah produsen pupuk bersubsidi karena banyak distributor atau kelompok tani yang tidak mengambil alat penyubur tanaman itu.

Namun, petani yang berhak yang mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut harus terdaftar sebagai anggota kelompok tani.

Sedangkan untuk ketepatan waktu pemasaran, kalangan petani yang tergabung dalam kelompok tani itu diharuskan membuat Rencana Depenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). “Lalu, RDKK itu ditebus ke kios yang dipercayakan menyalurkan pupuk,” katanya.

Anggota DPRD Sumut Brilian Moktar mengatakan, pihaknya mengharapkan kalangan petani tidak patah semangat dan tidak mudah menyerah terhadap permasalahan yang terjadi.

Sebagai anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Sumut, pihaknya akan membantu masyarakat dalam mendapatkan pupuk dengan menyiapkan pelatihan dalam membuat bahan penyubur tanaman itu.

“Kami akan menyiapkan ahli untuk membuat pupuk kompos dan pemanfaatannya,” kata Brilian.

Dalam acara itu, Brilian Moktar menyumbangkan ratusan goni pupuk kompos untuk ratusan petani dari tiga kecamatan tersebut. (yes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *