Kader PDIP Berang dengan Ulah Lurah Hamdan

Medan, (Analisa). Kader PDIP berang dengan ulah Lurah Hamdan Kecamatan Medan Maimon, Fadlin yang mencabut bendera partai. Tindakan tersebut dinilai arogansi pemerintah setempat.

Ketua PAC PDIP Medan Polonia, Andreas Ajit didampingi Ketua PAC Maimon, Simon Jauhari saat ditemui Analisa, Selasa (15/5) di Kantor Camat Medan Maimon menyebutkan, siang itu, pihaknya menyelenggarakan rapat kordinasi daerah (rakorda) ke 2 PDIP Sumut di Asrama Haji Medan. Seperti biasanya, bendera partai pun dinpacang di tiap-tiap persimpangan.

Salah satu lokasi yang dipancang atribut partai berlambang banteng ini yaitu, di kawasan Air Mancur Jalan Sudirman. Tiba-tiba, dengan arogan oknum lurah tersebut didampingi para kepala lingkungan (kepling) mencabut paksa bendera-bendera itu, ungkap Andreas Ajit.

Pencabutan bendera, sempat dihalang sejumlah kader partai, namun pihak kelurahan tetap memaksakan kehendaknya. “Saya bertanggung-jawab dengan tindakan ini, urusan ini diselesaikan di kantor,” kata pria ini menirukan perkataan lurah tersebut.

Akibatnya, sejumlah pengurus PDIP berang dan mendatangi Kantor Camat Medan Maimon. “Selaku pemerintah harus menggunakan cara diplomasi bukan arogansi,” tandasnya.

Secara terpisah, anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP, Brilian Moktar menambahkan, bendera partai adalah salah satu harga diri. Hal itu, sama seperti bendera merah putih, jika diganggu bangsa asing.

Apalagi, oknum lurah tersebut bukan kader PDIP, maka oknum itu telah menginjak-injak harga diri partai. Pihaknya meminta aparat terkait mengusut tindakan Lurah Hamdan, tegasnya.

Kadatangan mereka disambut langsung oleh Camat Medan Maimon, Said Reza didampingi oknum lurah tersebut. Saat dilakukan dialog, mereka meminta Lurah Hamdan meminta maaf kepada segenap kader PDIP Sumut melalui media, karena masalah tersebut telah diketahui oleh publik.

Permintaan maaf tersebut, diamini Fadlin. Menurut Camat Maimon, bendera partai yang dicabut akan dipasang kembali hari itu juga pukul 14.00 WIB.

Pencabutan atribut partai tersebut, tidak unsur-unsur politis. Hal itu, dilakukan semata-mata untuk meraih piala adipura.

“Kebetulan hari ini adalah hari terakhir penilaian, sehingga bendera itu terpaksa dicabut,” tandasnya. (iqb/kub)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *