Jenazah Opung Mangara Siahaan Dijemput Keluarga

Keluarga Akui Kehilangan Sejak Awal Desember

Medan, (Analisa). Kakek tanpa identitas yang disemayamkan di Angsapura ternyata, Opung (kakek) Mangara Luhut Halomoan Siahaan (76) warga Jalan Keruntung, Medan. Pihak keluarga datang setelah membaca media massa, Jumat (27/12). Mendiang sudah empa

t hari disemayamkan di Angsapura itu akhirnya dijemput keluarga.

“Kami membaca koran ada kakek tanpa identitas di semayamkan di Angsapura. Kami datang untuk memastikan apakah benar itu orangtua kami. Setelah dilihat, ternyata benar, ini bapak kami,” sebut Rolan Siahaan.

Setelah pasti kalau yang terbujur kaku di persemayaman orangtuanya, Rolan menghubungi ibunya, J Boru Siagiaan serta adik-adik mendiang di antaranya S Siahaan, H Siahaan dan P Siahaan serta anak dan cucu mendiang. Bahkan, besan mendiang, Dengsi Pangaribuan dan Ketua Marga Siahaan di tempat tinggal mereka di Jalan Karuntung juga datang.

Menurut Rolan, bapaknya itu sudah meninggalkan rumah sejak awal Desember lalu. Pihak keluarga sudah berupaya mencari. Bahkan, mereka sudah melapor ke Polsek Percut Seituan dan lurah sete

mpat. Namun mendiang tak kunjung ditemukan.

“Bapak saya tidak ada menderita penyakit berat. Hanya saja dia sudah pikun sejak tujuh tahunan ini. Dia juga beberapa kali meninggalkan rumah. Ini yang ketiga kali,” jelas Rolan lagi.

Pihak keluarga sendiri, kata Rolan, awalnya merasa yakin karena di koran dikatakan mendiang fasih berbahasa China. “Bapak saya pensiunan Telkom di Surabaya. Dia memang pandai Bahasa China. Dia dulu sekolah di Metodis. Pergaulannya juga luas. Dia juga bisa bahasa Jawa,” ucap Rolan lagi.

Pihak keluarga mengaku sangat bersyukur bisa bertemu dengan mendiang, walaupun sudah terbujur kaku di persemayaman. “Kami tidak menyangka bisa bertemu lagi. Kami sangat bersyukur pada Tuhan. Kami juga sangat berterimakasih kepada pengurus Rotary Club Medan Deli dan Lotus Love Charity yang sudah me

DIABADIKAN: Pihak keluarga Opung Mangara LH Siahaan (kanan) diabadikan bersama Ketua Komisi E DPRD Sumut Brilian Moktar dan pengurus Rotary Club Medan Deli dan relawan Lotus Love Charity usai serah terima jenazah di Blok I, Angsapura Medan, Jumat (27/12). Setelah empat hari disemayamkan, jenazah Opung Mangara dikenali keluarga dan dibawa pulang.
DIABADIKAN: Pihak keluarga Opung Mangara LH Siahaan (kanan) diabadikan bersama Ketua Komisi E DPRD Sumut Brilian Moktar dan pengurus Rotary Club Medan Deli dan relawan Lotus Love Charity usai serah terima jenazah di Blok I, Angsapura Medan, Jumat (27/12). Setelah empat hari disemayamkan, jenazah Opung Mangara dikenali keluarga dan dibawa pulang.

mbantu orangtua kami. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan mereka semua,” sebut Rolan seraya menambahkan rencananya, jenazah akan dimakamkan di Porsea.

Bahagia

Pihak Rotary Club Medan Deli dan Lotus Love Charity mengaku bahagia kalau mendiang akhirnya ditemukan keluarganya. Mendiang sudah dibersihkan dan dimasukkan dalam peti jenazah yang layak.

“Kami memang belum berani memprabukan mendiang sebelum informasinya diterbitkan di media. Syukurnya, ada keluarganya datang,” sebut Asisten Gubernur Rotary Club, Kentjana Salim alias Bie Bie.

Menurut rencana, sebutnya, jika tidak ada keluarga yang datang, maka mereka akan memprabukan mendiang. Segala kebutuhan untuk prabuan juga sudah disiapkan. Termasuk beberapa blok uang kertas juga sudah dilipat-lipat untuk proses upacara prabuan.

Proses serahterima mendian kepada keluarga turut disaksikan Ketua Komisi E DPRD Sumut, Brilian Moktar SE MM. “Kita bersyukur akhirnya mendiang bertemu dengan keluarganya. Kita ucapkan terimakasih atas kepedulian Rotary Club Medan Deli dan Lotus Love Charity dan Angsapura yang sudah membantu. Terimakasih juga kepada rekan-rekan yang sudah broadcast di media sosial dan media cetak. Ini membuat jiwa mendiang tenang. Semoga Tuhan menempatkan mendian di posisi sebaik-baiknya. Ini berkat kerjasama semua pihak sebagai wujud kepedulian sosial terhadap sesama,” jelas politisi PDIP Sumut tersebut.

Sebagaimana berita sebelumnya, Mangara ditemukan kritis di bawah jembatan kedua Jalan Titipapan, Simpang Kantor Medan Marelan, Selasa (24/12) sore. Dia dibawa ke Rumah Sakit Martha Friska Multatuli oleh Rotary Club Medan Deli dan Lotus Love Charity (LLC) sekira pukul 15.00 WIB.

Namun 6 jam dirawat di ruangan 4.405 rumah sakit itu, kakek tersebut meninggal dunia. Malam itu juga jenazahnya disemayamkan Yayasan Sosial Angsapura Medan di Block 1 oleh pengurus Rotary Club Medan Deli dan LLC.

Pengurus LLC, Merry Chang menyebutkan, awalnya dia mendapat informasi dari masyarakat setempat tentang kakek yang terlantar di bawah jembatan. “Saya lihat kondisinya sudah kritis dan tak berdaya lagi. Saya kemudian menghubungi Pak Bie Bie. Kakek itu kami bawa pakai ambulans ke RS Martha Friska Multatuli. Sekitar 6 jam dirawat, kakek itu meninggal dunia,” jelas Merry Chang.

Sebenarnya, sebut Merry, menurut informasi warga, kakek itu sudah dua minggu di lokasi tersebut. Awalnya, masyarakat melihat seorang wanita menurunkan kakek tersebut dari beca di depan sebuah warung kopi. “Paginya, kakek itu sempat minta kopi dan dimandikan warga. Dia tidak tahu siapa dirinya lagi. Terkadang dia mengaku orang Jawa dan bermarga Simangunsong, tapi dia fasih bahasa Tionghoa,” sebut Merry Chang.(nai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *