Bukan Hanya Hobi, Tapi Juga Khasiat
Oleh: Eri Arianto.
Kolekstor batu memiliki alasan tersendiri untuk tetap mencari dan mengumpulkan batu buruannya. Sehingga, meski fenomena booming batu alam terkesan mulai meredup atau memasuki musim semi pun, tapi bagi kolektor dan pecinta batu aktivitas berburu batu yang dianggap indah dan berkhasiat akan terus berlangsung. Sebagaimana yang dikatakan anggota DPRD Sumatera Utara, Brillian Moktar. Ia telah terjun ke dunia batu selama puluhan tahun dan mengaku akan tetap mengoleksi dan tidak akan berhenti. Mungkin itulah efek dari keasyikan menjalankan hobi mengumpulkan batu yang telah dilakoni politisi Partai PDI perjuangan ini.
Menurut Brilian, batu Indonesia tidak kalah dibanding batu luar negeri seperti Ruby, Safir dan Zamrud. Batu Indonesia yang bisa menggeser popularitas batu luar negeri yaitu Batu Bacan. Batu yang berasal dari Maluku ini terkenal karena keindahannya dengan warna hijau, meskipun tidak semua batu Bacan berwarna hijau. “Selain batu Bacan yang berasal dari Maluku, potensi batu-batu Indonesia sangat besar seperti batu yang berasal dari Aceh bisa bermetabolisme seperti Bacan. Contohnya Nefrit, warnanya putih, kalau dipakai lama-lama bisa menjadi warna merah seperti air teh. Karena memang karakternya seperti itu,” tutur Ketua Komisi E DPRD Sumut tersebut.
Selain mempunyai potensi yang sangat besar, batu-batu Indonesia mempunyai khodam atau khasiat. Bendahara Fraksi PDI Perjuangan ini menuturkan batu dari Aceh banyak memiliki khasiat, seperti Giok Aceh atau masyarakat menyebutnya BLACK JADE, karena warnanya yang hitam. Batu BLACK JADE sebutnya, sangat kurang promosinya. Padahal batu ini berkhasiat dan sangat teruji. Banyak artikel yang menuliskan khasiat batu ini tapi sangat sedikit yang mempromosikannya. Batu ini berkhasiat bagi kesehatan dan khasiat lainnya, sehingga tidak mengherankan, banyak terapi kesehatan yang menggunakan BLACK JADE sebagai media terapinya. “BLACK JADE berkhasiat menjaga stamina tubuh, menghilangkan bau badan, atau untuk wanita yang keputihan. Contohnya untuk bau badan caranya lengketkan saja batu di ketiak, maka bau badan akan hilang itu,” jelasnya sambil tertawa.
Pria yang mulai mengkoleksi batu semenjak tahun 1990 ini memfokuskan untuk berkomitmen mempromosikan batu-batu dari Aceh seperti Black Jade yang memliki khasiat bagi pemakainya.
Hal senada disampaikan anggota DPRD Kota Medan Wong Chun Sen Tarigan, tentang batu-batu yang memiliki khasiat dan fungsi untuk tubuh manusia. Ketika berbicara secara hongsui batu juga salah satu unsur di dalam tubuh manusia. Pakar hongsui pernah mengatakan bahwa ada manusia yang harus memakai batu berwarna merah. Fungsinya untuk mengimbangi. Merah itu api.
Karena unsur api yang kurang dari tubuhnya jadi orang itu harus memakai batu sesuai unsur tubuhnya. Sebenarnya sejak dahulu manusia itu sudah memakai batu tetapi difungsikan sebagai pernak-pernik pada perempuan. Contohnya Batu Giok sejak dahulu dipakai kaisar dari berbagai kerajaan.
“Giok juga banyak dipakai orang tua untuk keseimbangan tubuh, memperlancar peredaran darah, hingga dapat menghilangkan berbagai penyakit. Bahkan kadang-kadang batu juga berfungsi menghilangkan pengaruh gaib (penangkal),” jelasnya sambil memperlihatkan beberapa koleksi batunya. Batu yang berasal dari alam terbentuk dari ribuan tahun sehingga memiliki fungsi yang berbeda-beda dan berasal dari daerah yang berbeda-beda pula seperti Aceh, Kalimantan dan Papua.
Dukungan Pemerintah dan Peningkatan Kualitas Pengrajin
Ditambahkannya, dukungan pemerintah sangat diperlukan, karena minat masyarakat yang sangat tinggi. Keberadaan pasar batu sangat dibutuhkan untuk menarik wisatawan mancanegara karena batu bisa menjadi sebuah investasi yang menarik. Wong Chen Sen menuturkan agar disediakannya tempat khusus pedagang batu. Pasar batu yang sekarang terletak di Mall Paladium sudah sangat bagus tapi alangkah baiknya jika pemerintah menyediakan pasar batu khusus yang hanya menjual batu agar menjadi ikon Kota Medan seperti Pasar Buku Bekas.
Seringnya mengadakan kontes-kontes batu juga menaikkan animo masyarakat agar lebih tertarik. Batu yang dikemas seindah mungkin akan lebih berbeda nilainya. “Jangan hanya terpaut bentuk cincin, liontin tapi berbentuk patung shio binatang, horoskop dan lain-lain, juga punya daya tarik tersendiri. Dengan adanya bentuk-bentuk seperti itu tentu harga nilai jualnya berbeda. Kota Medan membutuhkan pengrajin yang betul-betul ahli, perlu diadakan pelatihan untuk pengrajin selain menambah pengalaman, juga menaikkan kualitas pengrajin tersebut,” tutur anggota DPRD Medan dari Komisi D ini.
Perlunya peningkatan kualitas pengrajin batu juga dinyatakan Brillian Moktar, yang mengharapkan pengrajin harus bisa memproduksi secara banyak jika permintaan batu semakin meningkat. Juga perlunya teknologi yang canggih untuk memproduksi batu tersebut sehingga bisa menyanggupi permintaan pasar. Untuk sementara pengrajin batu di Sumatera Utara belum bisa mengasah batu seperti berlian. Jadi, menurut saya dukungan pemerintah baik provinsi maupun kota sangat diperlukan agar batu dari Indonesia diakui dunia, pungkasnya.