Brilian Moktar Terima Keluhan Jamkesmas dan Kerusakan Drainase

Medan, (Analisa) Sejumlah warga Kota Medan mengeluhkan sulitnya mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jam-kesmas) dan kerusakan drainase yang mengakibatkan seringnya terjadi banjir, terutama ketika menerima curah hujan yang cukup lebat.
Keluhan itu disampaikan masyarakat kepada anggota DPRD Sumut Brilian Moktar, SE, MM ketika melakukan reses ke Kecamatan Medan Barat dan Medan Timur, Sabtu (9/2).Ketika melakukan reses di Kecamatan Medan Barat,yang berlokasi di Kelurahan Karang Berombak, warga mengeluhkan sulitnya mendapatkan jamkesmas, dan layanan kesehatan lainnya seperti seperti Kartu Medan Sehat.

Menurut salah seorang warga bernama Musfiyani, kesulitan mendapatkan kartu Medan Sehat itu menyebabkannya tidak dapat mengobati penyakit anaknya mengalami pembengkakan rusuk. “Bantu-lah kami pak. Bagaimana lagi saya bisa mengobati rusuk anak saya yang mengalami pembengkakan” katanya.

Keluhan serupa juga disampaikan warga Medan Barat lainnya yakni Halimatus-sakdiah Harahap yang sangat mengharapkan kartu Medan Sehat. Sebagai warga yang kurang mampu, Boru Harahap merasa sangat memerlukan kartu Medan Sehat agar bisa mendapatkan perawatan kesehatan jika mengalami penyakit.

Menanggapi keluhan Musfiyani, Brilian Moktar menyarankan agar ibu rumah tangga itu menyiapkan berkas tentang data pribadi anaknya sekaligus riwayat penyakitnya.

Warga itu disarankan untuk menyerahkan berkasnya ke Fraksi PDI Perjuangan DPRD SU. “Nanti akan saya Bantu,” kata Brilian Moktar.

Sedangkan cara untuk mendapatkan kartu Medan Sehat tergantung dari perubahan data kemiskinan yang dilakukan setiap tahun yang datanya diambil dari setiap lingkungan.

Karena itu, Brilian me-nginstruksi kader PDI Perjuangan di Medan Barat untuk mencari informasi ke DPRD Medan mengenai jadwal perubahan data tersebut.

Seluruh kader PDI Perjuangan diimbau untuk bersedia membantu warga yang miskin itu untuk mendapatkan kartu jamkesmas atau kartu Medan Sehat.

Drainase

Di Kecamatan Medan Timur, warga mengeluhkan kondisi drainase yang banyak rusak sehingga air sering tergenang dan selalu menyebabkan banjir, terutama ketika hujan turun dengan lebat.

Dalam dialog di lapangan bola Kelurahan Brayan Bengkel, seorang warga bernama Supardi Lubis mengatakan, kerusakan drainase itu menyebabkan lingkungan sering banjir, walau curah hujannya tidak terlalu lebat.

Ia sangat mengharapkan Brilian Moktar dapat menyampaikan keluhan itu ke Walikota Medan Rahudman Harahap karena sangat meresahkan warga, terutama di tempat tinggal di Lingkungan 13 Kelurahan Sidomulyo. “Bagaimana tidak resah, hujan sedikit saja sudah banjir,” katanya.

Selain drainase yang rusak, rentannya banjir di Medan Barat itu disebabkan kanal penampungan air yang berlokasi di perbatasan dengan Kecamatan Medan Deli berada di dataran yang lebih tinggi.

Akibatnya, air yang ada selalu tergenang di Medan Barat karena airnya kembali lagi meski sudah mengalir menuju kanal.

Salah satu lokasi yang banyak mengalami genangan air itu terlihat di lapangan bola Brayan Bengkel karena airnya tidak dapat mengalir.

Kondisi itu menyebabkan daerah sekitar lapangan bola itu menjadi langganan banjir. “Airnya sudah tergenang karena tidak bisa mengalir, ditambah lagi hujan, banjirlah,” katanya.

Menanggapi hal itu, Brilian menyarankan warga untuk mebuat surat ke Pemko Medan dan ditembuskan ke DPRD Medan dan DPRD Sumut agar dapat diperjuangkan melalui konstitusi.

Dalam reses di dua kecamatan itu, warga juga mengeluhkan sulitnya dana pendidikan meski ada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Di Medan Barat, warga bernama Datuk R. Isya mengaku adanya indikasi mafia tanah yang menyerobot lahan warga yang memiliki sertifikat.

Terhadap informasi itu, Brilian menyarankan untuk membuat laporan resmi ke posko tanah dan Biro Bantuan Hukum (BBH) PDI Perjuangan yang berkantor di Jalan Hayam Wuruk Medan.

“Laporkan secara resmi, nanti akan kami tindak lanjuti,” kata anggota Komisi B DPRD Sumut itu.

Keluhan lain disampaikan seorang anak mantan aparatur pemerintah yakni Ana Hutabarat yang mengaku mengalami pengusiran dari rumahnya di Jalan Ngalengko Medan yang didiami selama puluhan tahun tetapi dianggap sebagai aset pemprovsu.

“Kami meminta bantuan pak Brilian supaya dana dana kerohiman dan ditunda untuk meninggalkan rumah itu,” katanya.

Brilian berjanji akan menyampaikan keluhan itu ke pemprovsu agar menunda upaya mengeluarkan penghuni yang telah mendiami rumah tersebut selama puluhan tahun. (di)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *