5 Anak Jantung Bocor Sembuh

Dioperasi di India

FOTO BERSAMA:Tiga anak mantan pasien jantung bocor digendong orangtuanya foto bersama dengan Ketua Komisi E DPRD Sumut Brilian Moktar, PP Rotary Club Medan Deli Kentjana Salim, Fenti (MCG) dan lainnya, Sabtu (13/9). Para pasien itu sembuh pascaoperasi di RS Sri Jaya Deva Bangalore India.
FOTO BERSAMA:Tiga anak mantan pasien jantung bocor digendong orangtuanya foto bersama dengan Ketua Komisi E DPRD Sumut Brilian Moktar, PP Rotary Club Medan Deli Kentjana Salim, Fenti (MCG) dan lainnya, Sabtu (13/9). Para pasien itu sembuh pascaoperasi di RS Sri Jaya Deva Bangalore India.

Medan, (Analisa). Lima anak penderita jantung bocor yang menjalani operasi di Rumah Sakit Sri Jaya Deva, Bangalore, India pulang. Semuanya berhasil menjalani operasi. Mereka ke India difasilitasi Rotary Club Medan Deli dan sejumlah lembaga sosial lainnya seperti Medan Charity Group, Group Be Happy, dan Hope Team.

Semua pasien adalah anak-anak. Mereka masing-masing, James William Setia (6) warga Jalan Wahidin Medan, Memori Restu Iman Waruwu (5) anak dari Desa Fakhu, Kecamatan Hiliduho, Kabupaten Nias Utara.

Kemudian Kimberly Tan (2) warga Jalan Berlian Sari, Kedai Durian, Medan Johor, Keira Aurellia Sitepu (8) warga Padang Bulan dan Feisya Huanggladys (4) warga Titipapan.

“Kita bersyukur mereka semua berhasil menjalani operasi. Bahkan, salah seorang di antaranya, Memori Restu Iman Waruwu cukup dipasang kateter sudah sehat. Dia pulang lebih duluan. Sedangkan empat lainnya pulang tanggal 10 September lalu,” sebut Past President Rotary Club Medan Deli Kentjana Salim alias Bie Bie di Sekretariat Jalan Wahidin Medan, Sabtu (13/9).

Bie Bie mengaku bahagia. “Kita merasa senang mereka bisa sehat. Semua ini berkat Tuhan dan bantuan sejumlah donatur serta masyarakat yang peduli. Selain itu, kita juga berangkatkan seorang lagi kemarin. Bahkan dalam waktu dekat kita juga akan mengirim lagi pasien ke India,” sebut Bie Bie.

Para keluarga pasien mengucapkan terimakasih atas kepedulian para donator dan lembaga sosial atas penderitaan yang mereka alami.

Sudah Normal

Le Fang (38), ibu Kimberly Tan (2) warga Jalan Berlian Sari, Kedai Durian, Medan Johor merasa sangat bahagia. Kini anaknya, Kimberly, sudah sembuh. Kondisinya 180 derajat dibanding sebelumnya. Bahkan, sudah seperti anak normal.

“Anak saya menjalani operasi sekira 3 jam. Setelah itu masuk ruang ICU (intensive care unit) tiga hari. Hasilnya sangat bagus. Kondisinya sudah normal,” ucapnya.

Menurutnya, sebelum operasi, kalau menangis, bibir anaknya membiru, termasuk juga ujung jari. Cepat lelah. Detak jantung tidak beraturan dan kencang. Nafsu makannya juga sedikit. Dengan kondisinya itu, pihak keluarga selalu berusaha agar Kimberly jangan sampai menangis.

“Sekarang kalau nangis sudah tidak biru lagi. Dia juga sudah mampu berjalan jauh. Kalau dulu, jalan sedikit minta gendong. Kalau lelah bisa pingsan. Sekarang, nafsu makannya juga kuat,” ucap Le Fang.

Hampir senada dikatakan, Susanti (25), ibu Feisya Huanggladys (4) warga Titipapan.  “Feisya juga dulu biru bibirnya kalau nangis. Mudah lelah dan nafsu makan sedikit. Kalau sekarang setelah operasi, walau masih masa pemulihan, dia sudah jauh lebih sehat. Dia tidak mudah capek, dan makannya juga kuat. Kalau nangis, bibirnya sudah tidak biru lagi,” ungkapnya.

Begitu juga James William Setia (6) warga Jalan Wahidin Medan. Menurut ayahnya, Hasan Setia, James sudah total sembuh. “Dia sudah lebih sehat dan kuat. Detak jantungnya normal. Nafsu makannya kuat. Bahkan sehari bisa empat sampai lima kali makan,” jelas Hasan.

Begitu juga Aurellia Sitepu (8) warga Padang Bulan. “Dia tidak bisa datang kemari, karena ada urusan keluarga di Karo,” sebut Bie Bie.

Terimakasih

Ketua Komisi E DPRD Sumut yang juga Penasihat Rotary Club Medan Deli, Brilian Moktar juga merasa senang. Dia mengucapkan terimakasih kepada Rotary Club Medan Deli, para donatur, RS Sri Jaya Deva India, dan Rotary Club India. “Saya ucapkan terimakasih atas segala bantuannya. Mereka telah bahu-membahu menyelamatkan anak bangsa,” sebut politisi PDI Perjuangan Sumut ini.

Brilian menyebutkan, dari sisi teknis dan pembiayaan, untuk masalah kelainan jantung ini memang harus diakui, di India lebih murah dengan hasil memuaskan.

“Kalau di tempat kita untuk masalah jantung, perlu biaya ratusan juta rupiah. Sedangkan di India di bawah 100 juta rupiah, sudah selesai semua termasuk ongkos dan menginap lebih kurang tiga minggu di sana.

Kita sudah memberangkatkan lebih 30 pasien kelainan jantung ke sana. Hasilnya sangat memuaskan.

Mereka pulang dengan penuh kebahagiaan,” jelas Brilian seraya mengaku, dalam waktu dekat ini Rotary Club Medan Deli memberangkatkan pasien lagi ke sana.

Sebenarnya di tanah air ini, sebut Brilian, masalah utama mahalnya biaya obat dan minimnya alat kesehatan. “Kalau untuk profesionalitas dokter, kita semua sudah tahu,” ucapnya.

Dia berharap, semua stakeholder kesehatan sudah seharusnya duduk bersama membahas sektor kesehatan secara terpadu untuk  meningkatkan kualitas baik pelayanan maupun alat kesehatan.

“Saya sangat membutuhkan nasionalisme bidang kesehatan. Sehingga orang bangga terhadap kedokteran Indonesia. Bangga dengan rumah sakit di Indonesia yang bisa menangani kasus-kasus sulit. Sampai hari ini kita belum lihat maksimal. Kita harus berani menangani kasus penyakit yang sulit-sulit untuk meningkatkan kompetensi,” ucapnya. (nai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *